
Senin awal pekan ini, Mahkamah Kriminal Internasional yang bermarkas di Den Haag, Belanda, mulai menyidang mantan pemimpin Serbia-Bosnia, Radovan Karadzic. Karadzic didakwa dengan 11 dakwaan termasuk genosida, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam perang Bosnia tahun 1990-an. Sosok yang terkenal dengan sebutan Jagal Serbia ini menyangkal segala dakwaan yang dialamatkan padanya.
Karadzic dibawa ke Mahkamah Kriminal Internasional untuk bekas Yugoslavia (ICTY) di Den Haag tahun lalu, setelah 13 tahun lamanya dalam persembunyian. Sepekan sebelumnya, pria 64 tahun itu mengancam akan memboikot sidang karena ia membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan pembelaannya.
"Yang terbesar, paling kompleks, paling penting dan sensitif dalam kasus ini adalah sidang dilakukan tanpa persiapan yang memadai," ujarnya sebagaimana dilansir BBC.
Tanggal sidang Karadzic telah mengalami penundaan hingga dua kali, dan ancaman boikotnya muncul setelah permintaannya menunda sidang selama 10 bulan ditolak ICTY. Juli lalu, pengadilan menolak banding Karadzic agar kasusnya digugurkan karena ia ditawari kekebalan dari tuntutan oleh mantan mediator AS, Richard Holbrooke, pada tahun 1996. Namun Holbrooke membantah klaim Karadzic tersebut.
Sidang hari Senin tersebut dimulai sesuai jadwal pada pukul 08.00 GMT atau 15.00 WIB, dengan agenda pembacaan tuntutan pembuka jaksa penuntut. Karadzic yang membela dirinya sendiri, tidak memberikan respon. Salah seorang pengacaranya, Peter Robinson, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa dia akan memboikot sidang sampai Karadzic siap.
Mantan presiden Republik Srpska, Ketua Partai Demokratik Serbia (SDS) dan Komandan Tentara Serbia-Bosnia itu menolak mengajukan pembelaan, tetapi ia akan bekerjasama dengan pengadilan untuk membuktikan dirinya tidak bersalah.
Karadzic didakwa dengan dua dakwaan genosida dan berbagai kejahatan lain yang dilakukan terhadap Muslim Bosnia dan warga sipil non-Serbia selama perang 1992-1995, yang menewaskan lebih dari 100.000 orang. Dakwaan ini juga terkait dengan beberapa kejahatan lain, termasuk pemboman dan pengepungan di Sarajevo selama 44 bulan yang menewaskan sekitar 12.000 warga sipil.
Karadzic juga dituduh berada di balik pembantaian lebih dari 8.000 Muslim Bosnia di Srebrenica pada bulan Juli 1995, dan serangan terhadap belasan kota Bosnia di awal-awal perang. "Jaksa menuntut Karadzic karena melakukan semua kejahatan ini bersama-sama dengan anggota gabungan badan kriminal lain dengan tujuan untuk menghapus Muslim Bosnia dan Kroasia secara permanen dari wilayah-wilayah yang diklaim sebagai bagian dari apa yang disebut Republik Serbia," kata ICTY dalam sebuah pernyataan.
Karadzic diancam dengan hukuman maksimal penjara seumur hidup jika dinyatakan bersalah. Diharapkan sidangnya akan selesai pada 2012, agar tidak mengulang kejadian sidang mantan Presiden Yugoslavia, Slobodan Milosevic, yang berjalan selama empat tahun dan berakhir tanpa vonis karena ia meninggal dalam tahanan.
Para jaksa penuntut telah menyingkat skala kasus ini, karena berkas-berkasnya yang begitu banyak hingga satu juta halaman. Sidang juga akan memanggil lebih sedikit saksi namun mencakup dugaan kejahatan di lokasi yang spesifik. "Sidang ini penting bagi korban yang akhirnya akan melihat keadilan tengah ditegakkan," kata Kepala Jaksa Penuntut, Serge Brammertz kepada AFP.
"Ketika Anda berbicara dengan seorang wanita yang mengatakan bahwa 21 anggota keluarganya telah dibunuh, dan beberapa dari mereka bahkan dia tidak tahu di mana mayat mereka berada, Anda dapat dengan mudah mengukur pentingnya sidang ini,” tegas Brammertz.
Menurut Brammertz, satu-satunya penyesalan adalah bahwa mantan pemimpin militer Serbia-Bosnia, Ratko Mladic, tidak dapat dihadirkan di kursi pesakitan karena ia masih buron. Saat tertangkap di Beograd Juli 2008 lalu, Karadzic ditemukan hidup menyamar dan menggunakan nama palsu.
Penyair Berdarah Dingin
Radovan Karadzic adalah sosok yang terkenal sebagai penjahat perang Serbia dalam konflik Bosnia. Sebelum tertangkap dalam persembunyiannya di Beograd, ia merupakan salah satu orang yang paling dicari dunia. Kejahatan perang yang dilakukannya adalah yang terburuk sejak Perang Dunia II. Selain melakukan aksi genosida terhadap Muslim Bosnia, ia juga menciptakan organisasi-organisasi penyiksaan, pemerkosaan dan pembantaian warga sipil.
Sebelumnya, Karadzic dikenal sebagai psikiater dan penyair dan juga aktivis Partai Hijau pada 1980-an. Ia adalah arsitek pembantaian Srebrenica, sebuah operasi yang bertujuan untuk meneror dan menghabisi populasi Muslim Bosnia dan Kroasia. Dia juga diduga memainkan peran kunci dalam pengepungan Sarajevo dan diyakini secara pribadi telah memerintahkan penembakan dan penempatan para penembak jitu selama serangan Serbia terhadap Bosnia.
Setelah ditetapkannya kesepakatan Dayton yang mengakhiri perang Bosnia, Karadzic bersembunyi –di wilayah pegunungan kawasan tenggara Bosnia yang dikontrol Serbia– dan dilindungi oleh paramiliter. Anak-anaknya, Sasa dan Sonja diduga memainkan peran penting dalam jaringan para pendukung Karadzic.
Tekanan internasional untuk menangkap Karadzic kian meningkat pada musim semi 2005, ketika beberapa mantan jenderalnya menyerah dan rekaman video serdadu Serbia-Bosnia yang menembaki tawanan di Srebrenica mengguncang pemirsa televisi di bekas negara Yugoslavia itu.
Sebenarnya, Karadzic tidak terlahir sebagai orang Serbia. Ibunya, Jovanka, melahirkannya tahun 1945 di sebuah kandang di Savnik, Montenegro. Ayahnya, Vuk, adalah anggota Chetniks, gerilyawan nasionalis Serbia yang berjuang melawan penjajah Nazi dan penentang Marshall Josip Broz Tito, pendiri Republik Komunis Yugoslavia.
Sang ibu menggambarkan Karadzic sebagai putra yang setia dan seorang pekerja keras di ladangnya. Dia juga mengatakan Karadzic adalah anak laki-laki serius yang menghormati orang tua dan suka membantu teman-teman sekolahnya.
Pada tahun 1960, Radovan Karadzic pindah ke Sarajevo, ia lulus sebagai dokter, bertemu dengan istrinya dan menjadi seorang psikolog di sebuah rumah sakit. Karadzic juga menjadi penyair dan tenggelam dalam pengaruh penulis nasionalis Serbia, Dobrica Ćosić. Inilah yang mendorongnya masuk ke ranah politik.
Tak lama berkecimpung di Partai Hijau, ia pun membantu pendirian Partai Demokrat Serbia tahun 1990. Kelahiran partai ini adalah sebagai respon terhadap munculnya partai-partai nasional Bosnia-Kroasia dengan tujuan Serbia Raya. Ketika Bosnia memperoleh pengakuan sebagai sebuah negara merdeka dan Yugoslavia terjerembab dalam perang saudara, Karadzic mendeklarasikan Republik Serbia merdeka –kemudian dinamai Republik Srpska– dengan ibukota Sarajevo, dan dirinya sebagai kepala negara.
Usai perang Serbia-Bosnia, Karadzic dan pemimpin militer Serbia-Bosnia, Ratko Mladic, didakwa secara bersama-sama telah melakukan pembantaian massal dan aksi genosida. Hingga kini Mladic masih buron dan belum tertangkap.
Para keluarga korban pembantaian massal berharap, sidang pembuka Karadzic di hari Senin itu, dapat memunculkan secercah harapan dan keadilan.
SABILI
Chairul Akhmad