
Kabul - Serangan Taliban yang menggunakan rompi peledak di rumah tamu yang digunakan oleh staff PBB di ibukota Afghan hari Rabu pagi menewaskan 12 orang, termasuk enam staff PBB, serangan ini merupakan salah satu yang terbesar yang terjadi mendekati pemilu presidensial Afghan kedua, bulan depan.
Satu dari enam orang yang tewas adalah warga negara Amerika, menurut pernyataan kedubes Amerika di Kabul. Seorang jubir Taliban mengklaim bertanggungjawab atas serangan di pagi hari tersebut, dalam serangan ini juga dilakukan serangan menggunakan roket yang ditujukan ke istana kepresidenan dan hotel mewah di kota tersebut.
Salah satu roket menghantam halaman Hotel Serena yang biasa digunakan orang-orang asing untuk menginap. Presiden Hamid Karzai mengecam serangan tersebut sebagai "aksi tidak manusiawi", sembari meminta tentara dan polisi untuk meningkatkan keamanan disekitar institusi-institusi internasional.
Kepala misi PBB di Afghanistan, Kai Eide menyatakan, serangan tersebut "tidak akan menghalangi kerja PBB" di Afghanistan.
Jurubicara Taliban, Zabiuallah Mujahid mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, ia mengatakanya melalui sambungan telepon kepada The Associated Press, ada tiga pejuang Taliban yang menggunakan rompi peledak, granat dan senapan mesin yang melakukan serangan di gedung tersebut, katanya.
Zabiauallah mengatakan, tiga hari lalu Taliban sudah mengeluarkan pernyataan bahwa akan mengancam siapa saja yang terlibat dan bekerja untuk pemilu presidensial putaran kedua 7 November mendatang Hamid Karzai dan Abdullah Abdullah.
"Ini adalah serangan pertama kami", tandasnya.
Seorang petugas keamanan yang bekerja didekat lokasi insiden menyatakan, para penyerang di rumah tamu PBB tersebut menggunakan seragam polisi. Petugas kemanan ini berbicara dalam kondisi tidak resmi karena ia seharusnya tidak memberikan pernyataan kepada media. Gedung tersebut juga dihuni banyak staff PBB asal Jerman.
Jurubicara PBB Adrian Edwards mengatakan, enam staff PBB twas dan sembilan pekerja PBB terluka dalam serangan ini, serangan ini dimulai sekitar subuh hari di wilayah kota Shar-e-Naw. Para tamu PBB yang lain melarikan diri dari gedung tersebut karena ketakutan, beberapa berteriak-teriak meminta tolong dan beberapa lainnya melompat dari lantai dua setelah gedung tersebut terlihat terbakar akibat serangan.
Polisi Afghan dan pejabat PBB menyatakan 12 orang terbunuh dalam serangan ini, termasuk staff PBB dan tiga penyerang, dua petugas keamanan dan seorang warga Afghan. Mayat para penyerang saat ini sedang dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi, kata Gul Muhammad, salah seorang petugas di gedung tersebut.
"Ini merupakan insiden yang sangat serius bagi kami, kami tidak pernah mendapat insiden seperti ini sebelumnya di masa lalu", kata Edward.
Sebelumnya, Taliban telah mewanti-wanti kepada penduduk Afghan agar menjauhi pemilu atau terkena resiko serangan berbahaya. Pada tanggal 17 September lalu, sebuah aksi bom mobil pejuang Taliabn di jalan utama Kabul berhasil menewaskan enam tentara Italia dan 10 orang lainnya, setelah serangan tersebut kembali lagi publik Italia ramai meminta penarikan mundur kontingen Italia dari Afghanistan.
[muslimdaily.net/yahoo]